Sinergitas Kraton dan Kampus ini sangat baik karena ajaran-ajaran Kraton baik senibudaya, agama hingga heritage masih banyak yang berdasarkan informasi verbal secara turun temurun. Oleh karenanya ajaran tersebut kami tuangkan dalam bentuk dokumen berbentuk buku supaya generasi depan mempunyai panduan. Buku yang tersusun itu tetaplah membutuhkan sebuah kajian. Demikian pula dengan apa yang diinginkan pendiri terdahulu termasuk harapan dan mimpinya, itu bisa kami dapatkan dengan membuka dokumen tentang berdirinya Kraton. Sedikit demi sedikit dengan berjalannya waktu kami coba untuk mewujudkannya. Hal ini dikatakan GKR Mangkubumi dalam workshop tata kelola UNY menuju universitas berkelas dunia yang berlangsung di Rektorat, Kamis (20/7). Menurut GKR Mangkubumi apabila ada asset Kraton yang rusak maka diperbaiki, apabila ada yang hilang akan dicoba untuk kembalikan. “Ini merupakan PR besar bagi kami, dan tetap memerlukan kajian karena bukan kemauan kami semata” paparnya. Karena kampus punya departemen sejarah, kemudahan mengakses arsip di Belanda, Inggris atau dimanapun maka dicoba untuk menuangkan kembali yang tentu membutuhkan kajian.
Doctor (HC) dari Northern Illinois University Amerika Serikat tersebut mengungkapkan keinginannya untuk bersinergi dengan UNY tentang seni budaya dan sebagainya. “Kami punya banyak sekali sumber daya manusia” ungkap GKR Mangkubumi. Seiring dengan bertambah kompleksnya kegiatan dalam Kraton maka sumber daya manusia tersebut tidak bisa seperti dulu lagi, dan ini memerlukan pelatihan atau training. GKR Mangkubumi mencontohkan bahwa carik yang dulunya tidak bisa menggunakan computer itu tidak masalah, namun pada saat ini dengan kewajiban membuat laporan maka wajib bisa computer. Demikian pula dengan bendaharanya yang harus punya skill. Mengenai seni di Kridhomardowo (Divisi Kesenian dan Pertunjukan Kraton Ngayogyakarta) selain gamelan juga ada pembuatan keris, kuningan, merajut juga kuliner. Oleh karena di UNY mempunyai prodi tata boga maka bisa dikreasikan makanan tradisional yang kekinian.
Wanita kelahiran 24 Februari 1972 tersebut mengingatkan dengan menuju universitas berkelas dunia jangan melupakan budayanya. Kraton membuka sinergi seluas-luasnya untuk bekerjasama dalam banyak hal, baik arsitektur, heritage atau lainnya. “Kita bisa kekinian namun perlu ada mata pelajaran Kejogjakartaan yang punya banyak narasumbernya” ujar GKR Mangkubumi. Ditekankan pula bahwa dengan banyaknya mahasiswa yang mukim di Yogyakarta maka perlu adanya adaptasi dengan kebiasaan masyarakat setempat.
Kegiatan yang dibuka Rektor UNY Prof. Sumaryanto tersebut diikuti oleh lebih dari 300 orang pimpinan, wakil dekan, direktur, dan civitas akademika UNY. Dalam kesempatan ini Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UNY Prof. Suyanto memaparkan bahwa MWA merupakan unsur penyusun kebijakan, menjalankan fungsi penetapan, pertimbangan pelaksanaan kebijakan umum, dan pengawasan nonakademik. Sedangkan pelaksanaan fungsi antarorgan UNY dilandasi prinsip saling menilik serta mengimbangi dengan semangat kolegialitas. “MWA memastikan terjadinya karakteristik tata kelola UNY menuju universitas berkelas dunia” kata Suyanto. Karakteristik tersebut adalah kepemimpinan yang kuat dan efektif (Effective Leadership), rasa memiliki bagi seluruh warga struktural maupun non struktural (Ownership), ada transformasi yang tersistem (Systemic Transformation), efisiensi dalam pengelolaan sumber daya (Efficiency) dan menggunakan prinsip kompetisi (Competitiveness). Suyanto juga menegaskan bahwa lingkup kinerja menuju universitas kelas dunia meliputi penanganan isu-isu global, partisipasi dalam gerakan global universitas kelas dunia serta penanganan isu lokal untuk solusi global. Kompetensinya yaitu Critical Thinking, Creativity, Collaboration, Communication serta Learning and Thinking Organization.
Penulis: Dedy
Editor: Sudaryono